edwards2010.com – Baru-baru ini, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mendapatkan perhatian luas seiring dengan langkah beberapa negara anggotanya yang berencana mengakui kemerdekaan Palestina. Negara-negara seperti Irlandia, Spanyol, dan Norwegia dijadwalkan untuk mengumumkan pengakuan ini, yang telah memicu reaksi keras dari Israel. Sebagai respons, Kementerian Luar Negeri Israel telah memanggil duta besar mereka di Irlandia dan Norwegia, menurut laporan dari Reuters.
Meskipun sering dianggap memiliki hubungan erat dengan NATO, Israel bukanlah anggota resmi dari pakta ini. Profesor Adnan Huskic dari Sekolah Sains dan Teknologi Sarajevo mengemukakan bahwa NATO cenderung akan memihak kepada Israel, mengingat pengaruh dominan Amerika Serikat dalam pakta tersebut. Namun, terdapat perbedaan pandangan di dalam NATO mengenai langkah yang harus diambil terhadap konflik antara Israel dan Hamas.
Menurut Huskic, yang dikutip dari Anadolu Agency, NATO saat ini menghadapi dilema dalam menentukan posisi kepentingannya dalam konflik yang sedang berlangsung. Situasi geopolitik yang memanas menambah kompleksitas dalam pengambilan keputusan di dalam pakta.
Laporan dari Jewish Institute for National Security of America (JINSI) mencatat bahwa meskipun Israel bukan anggota NATO, negara tersebut telah diakui sebagai sekutu utama non-NATO oleh Amerika Serikat. Hal ini mengindikasikan adanya kerjasama tidak resmi antara NATO dan Israel, terutama dalam pengembangan dan pengadaan senjata.
Kunjungan wakil Sekretaris Jenderal NATO, Mircea Geoana, ke Israel dan pertemuannya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga menunjukkan hubungan dekat dalam pengembangan teknologi pertahanan. Faktanya, NATO telah membeli beberapa sistem senjata dari Israel, menandakan peran penting Israel dalam penelitian dan pengembangan teknologi militer.
Meskipun tidak secara resmi menjadi anggota, kerjasama pertahanan antara NATO dan Israel semakin terlihat dan menjadi faktor penting dalam dinamika geopolitik saat ini. Langkah beberapa anggota NATO dalam mengakui Palestina menambah lapisan kompleksitas dalam hubungan internasional yang melibatkan pakta pertahanan ini.