Prabowo Anugerahkan Kenaikan Pangkat Istimewa kepada 11 Purnawirawan TNI

edwards2010.com – Pada Kamis, 2 Oktober 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan kenaikan pangkat istimewa kepada 11 purnawirawan TNI. Upacara tersebut berlangsung di atas KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (RJW-992) yang berlabuh di Teluk Jakarta. Acara ini tidak hanya menjadi bagian dari rangkaian Presidential Inspection, tetapi juga dirangkai dengan demonstrasi laut TNI AL. Dengan demikian, momen ini menghadirkan perpaduan antara penghormatan kepada para senior dan unjuk kekuatan matra laut.

Selain itu, pemerintah menetapkan penganugerahan ini melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 93/TNI Tahun 2025. Keputusan tersebut menegaskan bahwa negara tidak sekadar menghargai pengabdian biasa, melainkan secara khusus mengakui jasa luar biasa para perwira dalam menjaga kedaulatan Indonesia. Lebih jauh lagi, Presiden Prabowo menekankan bahwa penghargaan ini menjadi wujud nyata penghormatan negara terhadap dedikasi yang melampaui masa dinas aktif.

Adapun daftar penerima cukup beragam. Misalnya, Letjen (Purn) HBL Mantiri dan Letjen (Purn) Bibit Waluyo kini menyandang pangkat Jenderal TNI Kehormatan. Selanjutnya, Laksdya (Purn) Achmad Taufiqoerrochman bersama Laksdya (Purn) Didit Herdiawan menerima gelar Laksamana TNI Kehormatan. Tidak berhenti di situ, Marsdya (Purn) Donny Ermawan Taufanto yang saat ini menjabat Wamenhan mendapat kehormatan sebagai Marsekal TNI. Kemudian, empat Mayjen purnawirawan—yakni Lodewyk Pusung, Untung Budiharto, Dadang Hendrayudha, dan Surawahadi—masing-masing memperoleh kenaikan menjadi Letjen TNI Kehormatan. Di sisi lain, Marsma (Purn) Bonar H. Hutagaol menerima anugerah Marsdya Kehormatan, sedangkan Kolonel (Purn) Restu Widiyantoro (Dirut PT Timah Tbk) resmi naik menjadi Brigjen TNI Kehormatan.

Setelah penganugerahan, Presiden Prabowo tidak hanya Slot Terbaru menyerahkan tanda kehormatan kepada prajurit aktif, tetapi juga meninjau langsung kesiapan matra laut. Oleh karena itu, prosesi ini sekaligus menegaskan pesan penting: negara hadir, menghargai, dan merawat warisan pengabdian para perwira. Pada akhirnya, melalui tindakan konkret seperti ini, negara memperkuat tradisi kehormatan, menginspirasi generasi penerus, serta memastikan bahwa nilai Sapta Marga tetap hidup di setiap jiwa prajurit, baik aktif maupun purnawirawan.