edwards2010.com – Kasus pembunuhan tragis yang menimpa Kesia Irena Yola Lestaluhu (20) di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya, mengungkapkan motif yang mengejutkan. Oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) berinisial A mengaku bahwa motif pembunuhan tersebut dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan pelaku terhadap sikap korban yang tiba-tiba menghentikan aktivitas hubungan intim yang sedang berlangsung.
Menurut Kasi Lidkrim Pomal Lantamal XIV Sorong, Mayor (PM) Anton Sugiharto, pelaku yang saat itu sedang dipengaruhi minuman keras mengambil sangkur dan menusuk tubuh korban beberapa kali hingga meninggal dunia. “Kita menemukan motif dari kasus pembunuhan ini karena aktivitasnya terhenti, kemudian ditambah dengan pengaruh minuman keras dan emosi sehingga perbuatan-perbuatan sadis tidak terhindarkan saat itu,” jelas Anton.
Dalam rekonstruksi yang digelar oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal XIV Sorong, Kelasi Satu Agung Suyono Wahyudi Ponidi (23), oknum TNI AL yang menjadi tersangka, menjalani adegan demi adegan dengan penuh penyesalan. Pelaku sempat menangis saat menjalani rekonstruksi pembunuhan yang dia lakukan terhadap gadis berusia 20 tahun tersebut. Rekonstruksi ini dilakukan untuk memperjelas peristiwa yang terjadi dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana kejadian tersebut berlangsung.
Oknum TNI AL berinisial A memberikan pengakuan baru terkait motif pembunuhan Kesia Irena Yola Lestaluhu. Pelaku mengaku bahwa dia merasa tidak puas setelah berhubungan badan dengan korban, yang kemudian memicu emosinya hingga melakukan tindakan sadis. Pengakuan ini memberikan gambaran lebih jelas tentang latar belakang psikologis pelaku dan bagaimana pengaruh minuman keras mempengaruhi tindakannya.
Setelah pengakuan dan rekonstruksi, oknum TNI AL berinisial A ditahan sebagai tersangka pembunuhan wanita di Sorong. Proses hukum berjalan tegas dan pelaku akan menghadapi konsekuensi hukum yang berat. Tindakan tegas ini menunjukkan komitmen TNI AL dan pihak berwenang dalam menegakkan keadilan dan memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan.
Kronologi pembunuhan ini dimulai dari perkenalan antara pelaku dan korban di sebuah tempat hiburan malam di Kota Sorong. Setelah berkenalan, mereka melanjutkan aktivitas mereka hingga akhirnya berada di Pantai Saoka, di mana peristiwa tragis tersebut terjadi. Detail kronologi ini memberikan gambaran tentang bagaimana peristiwa tersebut berlangsung dan faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pelaku.
Kasus pembunuhan ini menimbulkan reaksi keras dari masyarakat dan TNI AL. TNI AL menyatakan bahwa mereka akan menindak tegas anggotanya yang terlibat dalam tindakan kriminal. Komitmen ini menunjukkan bahwa institusi TNI AL tidak mentolerir perilaku kriminal yang dilakukan oleh anggotanya dan akan memberikan hukuman yang setimpal sesuai dengan peraturan yang berlaku.