edwards2010 – Frislly Herlind dan Difa Ryansyah, pasangan yang dikenal harmonis di kalangan penggemar media sosial, akhirnya mengumumkan rencana pernikahan mereka setelah dua tahun menjalin hubungan. Kabar ini memicu antusiasme publik, terutama karena keduanya aktif membagikan momen kebersamaan mereka melalui platform digital. Dari perjalanan cinta yang penuh kejujuran hingga persiapan menuju hari bahagia, artikel ini mengupas persiapan pernikahan pasangan ini serta nilai-nilai yang mereka junjung dalam hubungan.
Frislly (25) dan Difa (27) pertama kali bertemu di acara komunitas seni Jakarta pada 2021. Keduanya memiliki minat yang sama di bidang desain grafis dan musik, yang menjadi awal chemistry mereka. “Kami sering berdiskusi tentang proyek kreatif, lalu perlahan menyadari bahwa kami ingin menjalani lebih banyak hal bersama,” ujar Frislly dalam wawancara eksklusif.
Komitmen mereka diuji saat Difa harus pindah ke Bandung untuk pekerjaan selama enam bulan. “Kami memilih komunikasi intensif via video call dan saling mengirimkan hadiah kecil agar tetap terhubung,” tambah Difa. Keteguhan ini menjadi fondasi untuk langkah serius menuju pernikahan.
Proses lamaran dilakukan secara privat di rumah orang tua Frislly di Bogor. Difa menyiapkan konsep surprise dengan memasang foto-foto kenangan mereka di sepanjang taman rumah dan melibatkan keluarga inti. “Saya ingin momen ini tetap intim, tetapi penuh makna,” kata Difa. Frislly mengaku terharu karena lamaran tersebut mencerminkan kepribadian Difa yang penuh perhitungan dan romantis.
Pasangan ini sepakat untuk mengadakan pernikahan dengan konsep minimalis-modern, mengutamakan keberlanjutan lingkungan. “Kami menggunakan dekorasi daur ulang dan menghindari plastik sekali pakai. Ini bagian dari tanggung jawab kami,” jelas Frislly. Mereka juga berencana menyisihkan sebagian dana pernikahan untuk donasi pendidikan anak kurang mampu.
Peran Keluarga dan Harapan ke Depan
Meski terlihat mulus, persiapan pernikahan tidak lepas dari dinamika. Perbedaan pendapat sempat muncul saat memilih tema warna. Frislly menginginkan nuansa pastel, sementara Difa lebih condong ke monokrom. “Akhirnya kami kompromi dengan palet sage green dan ivory, yang netral namun elegan,” ungkap Frislly.
Kolaborasi dengan vendor pun menjadi pembelajaran. Pasangan ini memilih fotografer dan katering lokal untuk mendukung usaha kecil. “Kami percaya bahwa pernikahan bukan hanya tentang kami, tetapi juga tentang memberi dampak positif,” ujar Difa.
Keluarga besar menjadi pilar utama dalam prosesi adat Sunda yang akan mereka selenggarakan. Ritual seperti siraman (mandi pengantin) dan ngeuyeuk seureuh (ritual pra-pernikahan) akan diadaptasi dengan sentuhan modern. “Kami ingin menghormati tradisi, tetapi tetap relevan dengan generasi kami,” tutur Frislly.
Setelah menikah, keduanya berencana fokus pada pengembangan bisnis kreatif bersama sambil tetap aktif di dunia konten digital. “Kami berharap pernikahan ini menjadi awal kolaborasi yang lebih bermakna, baik secara personal maupun profesional,” pungkas Difa.