Kenapa Mobil Listrik Bekas Masih Sepi Peminat? Ini Kata Pedagang!

EDWARDS2010.COM – Di tengah maraknya pilihan mobil listrik baru yang terus trisula88 login bermunculan di Indonesia, pasar mobil listrik bekas justru belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Boleh dibilang, pergerakannya masih pelan banget. Menurut para pelaku usaha jual beli mobil bekas, animo masyarakat terhadap mobil listrik seken belum bisa menyamai mobil konvensional.

Salah satunya datang dari Rama, pemilik showroom Rama Dagang Mobil. Ia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang bikin pasar mobil listrik bekas ini masih adem ayem. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya dukungan dari pihak pembiayaan alias leasing.

“Masalah utamanya sih, pasarnya masih kecil banget. Terus leasing juga belum terbuka buat mobil listrik bekas. Padahal, di tempat saya, sekitar 70 persen transaksi itu lewat leasing. Sekarang ini jarang banget yang beli mobil cash,” ujar Rama saat ngobrol bareng Edwards2010.com, Senin (9/6/2025).

Rama menambahkan, walaupun ada beberapa lembaga seperti CIMB Niaga Finance yang sudah mulai mau menerima pengajuan kredit buat mobil listrik bekas, tetap saja jumlahnya masih bisa dihitung jari. “Iya, kayak Niaga Finance itu masih oke, mereka terima. Tapi jumlahnya belum banyak dan jangkauannya pun belum luas,” jelasnya.

Pembeli Mobil Bekas Lebih Praktis, Bukan Coba-Coba

Kalau dilihat dari karakteristik pembelinya, pasar mobil bekas memang beda kelas dengan pembeli mobil baru. Biasanya, orang beli mobil bekas karena memang butuh kendaraan, bukan karena pengin coba-coba teknologi kekinian seperti mobil listrik. “Konsumen mobil bekas itu lebih ke kebutuhan, bukan yang penting gaya-gayaan atau pengin nyobain EV,” kata Rama.

Di sisi lain, lanjut Rama, mereka yang beli mobil listrik biasanya sudah punya kendaraan utama dulu. Baru setelah itu mereka memutuskan untuk ‘upgrade’ ke mobil listrik, entah karena penasaran sama teknologinya atau karena faktor efisiensi dan gaya hidup ramah lingkungan. “Biasanya yang beli EV pertama itu udah punya mobil sebelumnya. Jadi beli EV itu sebagai tambahan, bukan kendaraan utama,” tambahnya.

Wuling Jadi Pengecualian: Punya Program Buyback

Tapi nggak semua mobil listrik bernasib sama. Rama menyebut bahwa merek seperti Wuling punya strategi yang lumayan jitu buat menarik minat konsumen, terutama lewat program buyback untuk unit bekas mereka. “Wuling ini lebih siap. Mereka bahkan punya program buyback buat mobil bekasnya. Jadi pembeli bisa merasa lebih aman dan yakin,” ungkapnya.

Dengan adanya program tersebut, unit mobil listrik Wuling jadi lebih gampang diterima di pasar dibanding merek lain yang belum punya ekosistem sekomplit itu.

Pasar mobil listrik bekas memang belum secepat mobil biasa, tapi kalau dukungan dari leasing dan produsen makin serius, bukan nggak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, mobil listrik seken bakal makin dilirik. Apalagi kalau harganya makin bersaing dan infrastrukturnya makin mendukung.

Stay tune terus di edwards2010.com buat info dan berita terbaru lainnya seputar dunia otomotif dan teknologi!