edwards2010.com – Pada hari kemarin, dua insiden besar menarik perhatian publik baik di dalam maupun luar negeri. Pertama, pesawat yang mendarat dengan kasar hingga terlihat nyungsep di Bandara Kota Belfast, Irlandia Utara. Kedua, banjir besar yang melanda Bali, khususnya di kawasan Seminyak dan Legian. Kedua peristiwa ini tidak hanya menyita perhatian media, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan di kalangan masyarakat.
Pesawat yang dioperasikan oleh maskapai Aer Lingus mendarat dengan kasar di Bandara Kota Belfast pada Minggu (22 Desember 2024). Pendaratan darurat ini terjadi saat angin kencang dengan kecepatan 131 km per jam menghantam landasan pacu. Hidung pesawat dilaporkan rusak selama pendaratan, dan bandara segera menyatakan keadaan darurat penuh serta membatalkan semua penerbangan hingga hari Senin (23 Desember) waktu setempat.
Menurut juru bicara Bandara Kota Belfast, tidak ada penumpang yang berada di dalam pesawat saat kecelakaan terjadi. Empat kru yang berada dalam penerbangan tersebut juga tidak mengalami cedera serius. Prosedur darurat bandara telah diberlakukan, dan landasan pacu ditutup sepanjang hari. Para penumpang diminta untuk menghubungi maskapai penerbangan mereka untuk informasi lebih lanjut.
Di sisi lain, banjir besar melanda Bali, khususnya di kawasan Seminyak dan Legian. Banjir ini terjadi akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (21 Desember 2024) malam. Air dari sungai Tukad Mati yang tidak mampu menampung kiriman air dari hulu akibat hujan deras, meluap hingga ke permukiman.
Ketinggian air di beberapa titik mencapai pinggang orang dewasa, memaksa evakuasi turis dan warga menggunakan perahu karet. Sejumlah warga negara asing (WNA) dievakuasi dari tempat mereka menginap, dan banyak anak-anak serta perempuan yang harus diangkut dari lokasi. Petugas dari berbagai instansi terlibat dalam evakuasi dan penanganan banjir ini.
Kedua insiden ini menimbulkan dampak yang signifikan. Di Belfast, seluruh penerbangan dibatalkan, dan bandara harus menutup landasan pacu untuk perbaikan. Sementara itu, di Bali, banjir menyebabkan kerusakan pada infrastruktur dan properti, serta menghambat aktivitas wisata yang merupakan sumber pendapatan utama daerah tersebut.
Penanganan kedua insiden ini melibatkan berbagai pihak. Di Belfast, layanan darurat segera bergegas ke bandara untuk memastikan keselamatan kru dan penumpang. Sementara di Bali, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Linmas, Balawista, dan PUPR bekerja sama untuk evakuasi dan penanganan banjir.
Insiden pesawat nyungsep di Belfast dan banjir di Bali menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. Baik di sektor penerbangan maupun manajemen bencana, respons cepat dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif dari peristiwa tersebut. Semoga kedua insiden ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi situasi darurat di masa depan.