Viral: Bocah Cerdas Usia 5 Tahun Fasih 3 Bahasa

Di zaman sekarang, berita viral tentang anak-anak dengan kemampuan luar biasa sering jadi perhatian. Salah satunya adalah Omar, bocah usia lima tahun yang sudah fasih berbahasa Inggris. Kemampuannya bikin banyak orang kagum sekaligus jadi inspirasi buat para orang tua di mana-mana.

Awal Omar Mengenal Bahasa

Sejak Omar berusia empat bulan, ibunya, Ratih, yang lulusan S3 Bahasa Inggris, sudah mengenalkan bahasa Inggris padanya. Ratih percaya kalau mengajarkan bahasa asing sejak dini bikin anak lebih cepat situs deposit 10k menguasai bahasa tersebut. Setiap hari, Ratih rutin membacakan buku dan berbicara dalam bahasa Inggris supaya Omar terbiasa dengan kosakata dan struktur kalimat bahasa itu.

Cara Khusus Mengajarkan Bahasa

Ratih pakai metode yang konsisten saat mengajarkan bahasa pada Omar. Ia memastikan setiap bahasa diajarkan oleh orang yang berbeda dan lewat media yang berbeda juga. Contohnya, Ratih mengajarkan bahasa Inggris dengan buku dan obrolan sehari-hari, sementara ayah Omar mengajarkan bahasa Indonesia lewat aktivitas lain. Cara ini membantu Omar membedakan kapan harus menggunakan tiap bahasa dan mencegah kebingungan.

Melawan Mitos Speech Delay

Banyak orang tua takut kalau anak belajar banyak bahasa sekaligus bisa terlambat bicara (speech delay). Tapi Ratih menegaskan, tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan hal itu. Menurut Ratih, speech delay lebih muncul karena metode pengajaran yang kurang tepat. Ia menyarankan orang tua supaya tidak mencampur bahasa dalam satu kalimat, seperti “Adek, Bahasa Inggris-nya ayam, chicken,” karena hal itu malah bikin anak bingung.

Kisah Anak-Anak Multibahasa Lain

Cerita Omar bukan satu-satunya yang menarik. Bella Devyatkina, anak berusia empat tahun dari Moskow, juga menguasai tujuh bahasa, seperti Rusia, Inggris, Prancis, Mandarin, Spanyol, Jerman, dan Arab. Bella belajar bahasa-bahasa tersebut lewat interaksi sehari-hari dengan pengasuh dari berbagai negara.

Di Indonesia, ada Thea, bocah berumur empat tahun yang jadi perhatian karena bisa berbicara banyak bahasa asing dan aktif membuat konten di media sosial. Thea sering berbagi video dia berbicara dalam bahasa Thailand, Prancis, Korea, Arab, dan Inggris. Cerita Thea membuktikan kalau anak bisa cepat belajar bahasa kalau lingkungan sekitarnya mendukung.

Kesimpulan

Cerita Omar dan anak-anak multibahasa lainnya menunjukkan kalau anak-anak bisa menguasai lebih dari satu bahasa sejak kecil dengan cara yang tepat. Kunci utamanya adalah konsistensi, lingkungan yang mendukung, dan metode pengajaran yang cocok. Orang tua tidak perlu takut anaknya terlambat bicara selama mereka mengajarkan dengan cara yang benar dan tidak mencampur bahasa dalam satu kalimat.

Semoga cerita-cerita ini memotivasi lebih banyak orang tua untuk mengajarkan bahasa asing pada anak-anak mereka sejak dini supaya membuka peluang yang lebih luas di masa depan.